Alat Ukur Echosounder
ALAT PENGUKUR KEDALAMAN LAUT
ECHOSOUNDER
Makalah ini disusun guna memenuhi
salah satu syarat
mengikuti mata kuliah Teknik
Pengukuran Besaran Listrik
Disusun
oleh:
Gusnel Adelius Sihite
NIM: 161041049/kelas A
PROGRAM
STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT
SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari bapak Dosen yang telah berkontribusi dengan memberikan bantuan,
dorongan, dan bimbingan sehingga kendala-kendala yang kami hadapi bias teratasi
dengan baik.
Dan harapan saya semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini,
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dankritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta,
17 Maret 2017
|
Penulis
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................ 1
KATA
PENGANTAR.......................................................................... 2
DAFTAR
ISI.......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang Masalah.......................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 4
1.3. Maksud dan Tujuan................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Defenisi Op-Amp..................................................................... 5
2.2. RangkaianOp-Amp.................................................................. 6
2.3. Diagram
Op-Amp.................................................................... 7
2.4. Fungsi
Op-Amp....................................................................... 8
2.5. Macam-macam
Op-Amp.......................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulaan............................................................................ 20
DAFTARPUSTAKA............................................................................ 21
ABSTRAK
Multibeam
echosounder memiliki kemampuan dalam merekam amplitudo dari gelombang suara
yangkembali. Amplitudo yang kembali tersebut telah berkurang karena interaksi
dengan medium air laut dan sedimendasar laut. Analisis terhadap amplitudo dari
gelombang suara yang kembali (backscatter ) memungkinkan untuk mengekstrak
informasi mengenai struktur dan kekerasan dari dasar laut, yang digunakan
untuk identifikasi jenissedimen dasar laut. Sinyal kuat yang kembali menunjukan permukaan
yang keras (rock, gravel) dan sinyal yanglemah menunjukan permukaan yang lebih
halus (silt, mud ). Hal tersebut karena semakin besar impedansi suatumedium
semakin besar pula koefisien
pantulannya.
Gelombang akustik dalam perambatannya memiliki energi danmengalami atenuasi (pengurangan
energi) karena interaksinya dengan medium.Penelitian menggunakandata hasil
survey batimetri multibeam echosounder ELAC SEBEAM 1050D di laut jawa
daerah Balongan Indramayu.
Pengolahan
dilakukan dengan software
CARIS
HIPS and SIPS dalam
pengolahankedalaman dan software
MbSystem untuk pengolahan nilai
amplitudo. Nilai
amplitudo yang didapat dibandingkandengan hasil coring sedimen sehingga dapat diketahui nilai
amplitudo dari suatu sedimen.Hasilnya terdapat 3 sedimen dengan nilai amplitudo: 300-350
sedimen Silt (Lanau),
350 – 400 sedimen Silty
Clay (Lempung
Lanaunan) dan 400 – 450 Clayey
Silt (Lanau Lempungan). Perbedaan nilai amplitudo tersebutkarena adanya
perbedaan impedansi tiap
sedimen dalam mengurangi energi gelombang akustik.
Kata Kunci :
Gelombang Akustik, Amplitudo,
Multibeam Echosounder
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah
satu kegiatan yang sering dilakukan
dalam
pekerjaan atau penelitian hidrografi yaitu survey batimetri.
Survey batimetri sendiri secara
umum
merupakan pekerjaan pengukuran kedalamanair danau atau dasar lautan. Dalam
mendapatkan datanya,
survey batimetri menggunakan metode
pemeruman yaitu penggunaan gelombang akustik untuk
pengukuran bawah air dengan menggunakan alat echosounder. Alat tersebut
mempunyai prinsip memancarkan
bunyi dan kemudian gema dari bunyi
tersebut
ditangkap kembali untuk mengetahui
keberadaan
benda-benda di bawah air. Dengan
berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi,
echosounder berkembang
dari yang menggunakan single beam hingga sekarang
menggunakan multi beam.
Dalam
akusisinya.Informasi yang didapat dari MBES dapat membantu mengetahui
keadaan bawah laut,sehingga bentuk permukaan dasar laut dapat diketahui. Sedangkan
untuk mengetahui jenis batuanatau sedimen yang ada di dasar laut tersebut, biasanya menggunakan
survey langsung yaitu dengan
alat grab sampler . Sedimen yang
didapat tersebut
diproses lebih lanjut untuk mengetahui jenisnya dengan metode-metode
tertentu. Informasi
yang didapat oleh multi beam echosounder tidak hanya berupa data
ketinggian dari
pantulan gelombang bunyi yang dipancarkan. Data lain yang dapat diketahui yaitu nilai hamburan dari sinyal suara yang
ditransmisikan yang mengenai objek
ataupun dasar laut yang disebut backscatter.
Analisis
amplitudo dari gelombang
suara
yang kembali (backscatter ) memungkinkan untuk mengekstrak
informasi mengenai struktur dan
kekerasan
dari dasar laut, sehingga dapat digunakan untuk identifikasi sedimen dasar yang diketahui yaitu
perbedaan didapat
saat gelombang kembali. inpenutup dasar laut tersebut dapat menggunakan multibeam echosounder amplitudo yang di dapat dari MBES dapat memudahkan
dalam memperoleh data sedimen keseluruhan dari dasar perairan tersebut. Salah
satu cara dengan membandingkan nilai amplitude dengan hasil coring sehingga di
dapat nilai amplitudo dari sedimen tersebut. Dengan cara tersebut dapat di
identifikasi kegunaan dan relavensinya dalam menentukan sedimen secara dengan
MBES.
1.2 Rumusan masalah
Untuk mempermudah
pembahasan dalam penulisan makala ini, penulis perlu
Membatasi masalah-masalah yang
akan di bahas sehingga akan terfokus pada
pokok pembahasan.
1. Apa yang dimaksud dengan Echosounder?
2. Bagaimana cara kerja Echosounder?
3. Bagaimana cara menggunakan Echosounder?
3. Apa kelebihan dan Kelemahan Echoshounder?
1.3 Tujuan
Maksud
dan tujuan dari pembuatan makalah ini
adaalah:
1. Agar
Bisa Mengetahui Cara Kerja Pada Alat
ukur echosounder
2. Agar Bisa Menggunakan alat ukur echosounder
3. Agar Bisa mngetahui kelebihan dan kekurangan pada echosounder
2. Agar Bisa Menggunakan alat ukur echosounder
3. Agar Bisa mngetahui kelebihan dan kekurangan pada echosounder
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini
adalah:
1.
Secara Teori
Makalah
ini di harapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap
usaha
peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan
2.
Secara Praktis
Tujuan
praktis dari makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa Teknik Elektro INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
tentang
konsep Pengukuran kedalaman laut
dan pemanfaatannya.
BAB
II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Singkat
Sonar
dan
echo-sounder
Salah satu aplikasi dari sistem
aplikasi aktif yaitu Sonar yang digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar
(Sound Navigation And Ranging): Berupa sinyal akustik yang diemisikan dan
refleksi yang diterima dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam)
atau dari dasar laut. Bila gelombang akustik bergerak vertikal ke dasar laut
dan kembali, waktu yang diperlukan digunakan untuk mengukur kedalaman air, jika
c juga diketahui (dari pengukuran langsung atau dari data temperatur, salinitas
dan tekanan). Ini adalah prinsip echo-sounder yang sekarang umum digunakan oleh
kapal-kapal sebagai bantuan navigasi. Echo-sounder komersil mempunyai lebar
sinar 30-45o vertikal tetapi untuk aplikasi khusus (seperti pelacakan ikan atau
kapal selam atau studi lanjut dasar laut) lebar sinar yang digunakan kurang 5o
dan arahnya dapat divariasikan.
Walaupun menunjukkan pengaruh
temperatur, salinitas dan tekanan pada laju bunyi dalam air laut (1500 ms-1)
relatif kecil dan sedikit perubahan pada c dapat menyebabkan kesalahan pengukuran
kedalaman dan kesalahan sudut akan menambah keburukan resolusi. Teknik echo-sounding
untuk menentukan kedalaman dan pemetaan dasar laut bertambah maju dengan
berkembangnya peralatan sonar seperti SeaBeam dan Hydrosweep yang merupakan
sistem echo-sounding multi-beam yang menentukan kedalaman air di sepanjang
swath lantai laut di bawah kapal penarik, menghasilkan peta-peta batimetri yang
sangat detail. Sidescan imaging system, sperti GLORIA (Geological Long Range
Inclined Asdic), SeaMARC, dan TOBI (Towed Oceand Bottom Instrument)
menghasilkan fotografi aerial yang sama atau citra-citra radar, menggunakan
bunyi atau microwave. Echo-sounding banyak juga digunakan oleh nelayan
karena ikan menghasilkan echo, dan kawanan ikan atau hewan lain dapat dikenali
sebagai lapisan-lapisan sebaran dalam kolom air.
2.2 Sejarah Echosounder
Echosounder
mulai diperkenalkan di Malaysia pada pertengahan tahun enam puluhan. Kegunaan echosounder
oleh nelayan amat kurang tetapi dalam beberapa tahun ini nelayan-nelayan di
Pulau Pangkor, Mersing, Pulau Langkawi, Pulau Ketam dan Perlis telah mula
menggunakan echo sounder.Alat ini kebanyakkan digunakan oleh bot-bot besar
seperti bot pukat tunda dan pukat jerut. Pada dasarnya echosounder adalah salah
satu peralatan perikanan yang digunakan untuk
mengetahui: Kedalaman air,Keadaan dasar laut, Kedudukan ikan,
Tempat-tempat baru kawasan penangkapan ikan.
Metode
akustik adalah teori tentang gelombang suara danperambatannya di suatu medium
dalam hal ini mediumnyaadalah air. Akustik kelautan merupakan proses
pembentukangelombang (pulsa) suara dan sifat-sifat perambatannya
sertaproses-proses selanjutnya yang dibatasi oleh air laut (Burczynski,1982).
Prinsip kerja metode hidroakustik (MacLennan danSimmonds, 1992) Instrumen akustik
perikanan yang disebut echosounder merupakan instrumen yang memancarkan
dan membangkitkan gelombang suara pada frekuensi tertentu ke kolom perairan.
Gelombang suara tersebut melintasi air hingga membenturobyek baik di kolom air
maupun dasar laut kemudian gelombang suara tersebut dipantulkan kembali untuk
diterima oleh echosounder.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Echosounder
Echosounder
adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang
dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echosounder kembali dari dasar
air . Echosounder
terdiri dari 2 macam yaitu :
a. Single-Beam Echosounder
Single-beam echosounder
merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai
pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara.Komponen
dari single-beam terdiri dari transciever
(transduceratau receiver) terpasang pada lambung kapal.Sistem ini mengukur
kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever mengirimkan
pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang
suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai
dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever.Transciever terdiri
dari sebuah transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang
gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar
frekuensi yang diberikan.
1.
Transmiter ini menerima
secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi sampai pada orde kecepatan
milisekon.
2.
Range
frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan,
tetapi hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang dilalui
oleh kapal (Urick , 1983).
b. Multi-Bean Echosounder
Multi-Beam Echosounder
merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut
yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran
pulsa yang dipancarkan secara langsung kearah dasar laut dan setelah itu energi
akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara
(beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal
sehingga diketahui sudut beam. Multi beam echosounder dapat
menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan
krang dari 1 m akurasi horizontalnya) (Urick, 1983).
(
Gambar : Echo Sounder )
3.2 Cara Kerja Echosounder
Kegunaan dasar dari echo sounder
yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang
dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar
air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global
berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (jika
fitur GPS pada echo sounder ada).
Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang
berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi suara. Kemudian suara yang
dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui
medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara
ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai
dengan sifat gelombang yaitu gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat
dipantulkan, diserap dan dibiaskan, maka hal yang sama pun terjadi pada
gelombang ini (scribd.com).
( Gambar : Prinsip Kerja dari Echo Sounder )
Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian enarginya ada yang
dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan
energinya akan diterima oleh receiver. Besarnya energi yang diterima akan
diolah dangan suatu program, kemudian akan diperoleh keluaran (output) dari
program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang
diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa
yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang
deteksi (scribd.com). Echo sounder
ilmiah yang umum digunakan oleh Internasional, Federal, Negara dan Pemerintah
lokal dan manajemen lembaga, serta sektor swasta konsultan yang bekerja untuk
badan-badan publik. Lembaga akademik telah menyadari dan mengajarkan nilai
sampling non-invasif dengan suara untuk meningkatkan baik cakupan spasial dan
objektivitas sampling perikanan. Perikanan manajemen lembaga seperti
keanggotaan ICES dan Amerika Serikat National Marine Fisheries Service (NMFS)
biasanya menggunakan sonar ilmiah untuk tujuan penilaian saham, seperti
penilaian herring biomassa untuk tujuan manajemen sumber daya
(en.wikipedia.org).
3.3 Macam-macam Echosounder
Echosounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan gelombang
akustik yang akan di masukan ke dalam air laut. Sonar bathymetric memerlukan
proyektor yang dapat menghasilkan berulang-ulang kali pulsa akustik yang dapat
dikontrol. Kegunaan dasar Echosounder adalah untuk mengukur kedalaman suatu
perairan dengan mengirimkan gelombang dari permukaan ke dasar dan dicatat
waktunya hingga Echo kembali dari dasar.
Echosounder berdasarkan sinyal yg
dipancarkan terdiri dari 2 macam yaitu :
a.
Single-Beam
Echosounder
Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang
menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang
suara. Komponen dari single-beam terdiri dari transciever (transducer atau
receiver) terpasang pada lambung kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air
secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever mengirimkan pulsa akustik
dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) menyusuri
bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal
dan diterima kembali oleh tranciever. Transciever terdiri dari sebuah
transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang
dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang
diberikan.
·
Transmiter ini menerima secara berulang-ulang dalam
kecepatan yang tinggi sampai pada orde kecepatan milisekon.
·
Range frekuensi single-beam echosounder relatif mudah
untuk digunakan, tetapi hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis
trak yang dilalui oleh kapal.
b.
Multi-Bean
Echosounder
Multi-Beam Echosounder merupakan
alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas. Prinsip
operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa yang
dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi akustik
dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara (beam)
secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga
diketahui sudut beam. Multi beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri
dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan krang dari 1 m akurasi
horizontalnya) (Urick, 1983).
( Gambar : Single Beam Echo Sounder & Multi Beam
Echo Sounder )
Echosounder berdasar output yang dihasilkan terdiri dari 2 macam yaitu :
a.
Recording
Echosounder
Echosounder
perekam membuat gambar yang memperlihatkan kedalaman ikan dan dasar laut.
Gambar-gambar yang dibuat akan tergambar pada sehelai kertas sehingga bisa
disimpan untuk dilihat kemudian.
b.
Echo sounder Warna
Echosounder warna adalah jenis alat yang terbaru.
Echosounder warna tidak dapat membuat gambar pada selembar kertas,tetapi
echosounder warna memiliki part khusus yang dapat memanggil kembali
gambar-gambar lama yang telah diperoleh dan memperlihatkannya melaluimonitor
ketika diperlukan.
3.4
Cara Pengoperasian Echosounder
Sebelum mengoperasikan echosounder,
hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah mengetahui fungsi kerja dari
bagian-bagian dari echo sounder itu sendiri yaitu:
1.
Time Base
: Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk
mengaktifkan
pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer.
2.
Transmiter :
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan.
3.
Transducer :
Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi
suara ketika suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi
energi listrik ketika echo diterima dari suatu target
4.
Reciever
: Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder
sebagai pencatat hasil echo
5.
Recorder
: Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo
Cara Pemakaian dari echo sounder ini adalah
sebagai berikut :
1. Memasang alat dan cek keadaan alat sebelum memulai pengambilan data.
- Pastikan kabel single
beam dan display sudah terpasang.
- Pasang antena, jika
diperlukan input satelit GPS.
- Masukkan single beam
kedalam air.
- Set Skala kedalaman
yang ditampilkan display.
- Set frekuensi yang akan
digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz untuk laut dalam atau dual
untuk menggunakan keduanya.
- Set input data air
yaitu salinitas, temperatur dan tekanan air.
- Pengambilan data.
- Pemrosesan data.
Perhitungan kedalaman diperoleh dari setengah waktu pemantulan signal
dari echo sounder memantul ke dasar
laut kemudian kembali ke echo sounder.
Nilai waktu yang diperoleh di konversikan dengan kecepatan gelombang suara di
dalam air. Untuk data kedalaman yang lebih tepat, dimasukkan pula data-data
temperatur air, salinitas air dan tekanan air. Hal ini diperlukan untuk
memperoleh konversi yang tepat pada cepat rambat suara di dalam air. Berikut
adalah perhitungannya :
c = 1448.6 + 4.618T2 − 0.0523 + 1.25 * (S − 35) + 0.017D
dimana :
c = kecepatan suara (m/s)
T = temperatur (degrees Celsius)
S = salinitas (pro mille)
D = kedalaman
3.5
Kelebihan dan Kekurangan Echosounder
Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan echo sounder itu adalah sebagai berikut :
Kelemahan dari penggunaan echo
sounder adalah jika semakin dalam laut, gambar yang dihasilkan semakin
tidak jelas (tidak terlihat lebih spesifik gambar karang, ikan, kapal karam,dan sebagainya). Contoh
ketika echo sounder digunakan di akuarium yang berisi ikan, gambar yang
dihasilkan lebih jelas, hal ini dipengaruhi oleh laut. Disamping itu mengganggu
komunikasi antar hewan laut contohnya paus dan lumba–lumba.
Keuntungan
dari penggunaan echo sounder adalah
dapat mengukur kedalaman laut yang disertai dengan pemetaan dasar laut,
disamping itu digunakan nelayan untuk mengetahui gerombolan ikan,serta dapat
mengukur suhu air pada kedalaman tertentu. Penggunaan teknologi ini sangat
membantu dalam pencarian sumber daya ikan yang baru, sehingga akan mempercapat
pengambilan keputusan atau kebijakan, terutama untuk menetapkan daerah
penangkapan ikan agar potensi ikan dapat dipertahankan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat simpulkan bahwa
echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan
tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo
kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan
koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang
antena GPS (jika fitur GPS pada echosounder ada).
Prinsip
kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah
energi listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan
frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai
kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya
ikan maka suara ini akan dipantulkan.
4.2 Saran
Untuk
Mahasiswa IST AKPRIND YOGYAKARTA Kususnya Jurusan
Teknik Elektro diharapkan mengerti
cara pengoperasian alat Pengukuran
kedalaman Laut (Echosounder) Agar
suatu saat tidak keliru dalam dunia pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Kautsar,
M., Bandi, S., Hani’ah. 2013. Aplikasi Echosounder Hi-Target Hd
370
Untuk Pemeruman Di Perairan Dangkal. Jurnal Geodesi Undip. 2 (4). Universitas
Diponegoro: Semarang (Diakses pada
tanggal 16 Maret pukul 19:10
Arief,
U. M. 2011. Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran
Level
Ketinggian dan Volume Air. Jurnal Ilmiah “Elektrikal Enjiniring” UNHAS. Jurnal
Teknik Elektro Fakultas Teknik UNNES 09 (02). UNNES : Semarang.(Diakses pada tanggal 16 Maret pukul 19:35 WIB)
Gema. http://marineinside.wordpress.com/2013/05/16/echosounder-atau perum-gema/.
(Diakses pada tanggal 16 Maret, pukul 20.00 WIB
Komentar
Posting Komentar