Alat Ukur Echosounder

ALAT PENGUKUR KEDALAMAN LAUT
ECHOSOUNDER

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
mengikuti mata kuliah Teknik Pengukuran Besaran Listrik




Description: C:\Users\user\Pictures\logo-akprind.gif



Disusun oleh:
Gusnel Adelius Sihite
NIM: 161041049/kelas A

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari bapak Dosen yang telah berkontribusi dengan memberikan bantuan, dorongan, dan bimbingan sehingga kendala-kendala yang kami hadapi bias teratasi dengan baik.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan  dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dankritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Yogyakarta, 17 Maret 2017
Penulis





DAFTAR ISI
HALAMAN  JUDUL............................................................................      1
KATA PENGANTAR..........................................................................      2
DAFTAR ISI..........................................................................................      3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang Masalah..........................................................     4
1.2. Rumusan Masalah....................................................................     4
1.3. Maksud dan Tujuan.................................................................     4
BAB II PEMBAHASAN
        2.1. Defenisi Op-Amp.....................................................................     5
2.2. RangkaianOp-Amp..................................................................     6
2.3. Diagram Op-Amp....................................................................     7
2.4. Fungsi Op-Amp.......................................................................     8
2.5. Macam-macam Op-Amp..........................................................     11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulaan............................................................................     20
DAFTARPUSTAKA............................................................................     21









ABSTRAK

Multibeam echosounder memiliki kemampuan dalam merekam amplitudo dari gelombang suara yangkembali. Amplitudo yang kembali tersebut telah berkurang karena interaksi dengan medium air laut dan sedimendasar laut. Analisis terhadap amplitudo dari gelombang suara yang kembali (backscatter ) memungkinkan untuk mengekstrak informasi mengenai struktur dan kekerasan dari dasar laut, yang digunakan untuk identifikasi jenissedimen dasar laut. Sinyal kuat yang kembali menunjukan permukaan yang keras (rock, gravel) dan sinyal yanglemah menunjukan permukaan yang lebih halus (silt, mud ). Hal tersebut karena semakin besar impedansi suatumedium semakin besar pula koefisien pantulannya. Gelombang akustik dalam perambatannya memiliki energi danmengalami atenuasi (pengurangan energi) karena interaksinya dengan medium.Penelitian menggunakandata hasil survey batimetri multibeam echosounder ELAC SEBEAM 1050D di laut jawa daerah Balongan Indramayu.
Pengolahan dilakukan dengan software CARIS HIPS and SIPS  dalam pengolahankedalaman dan software MbSystem untuk pengolahan nilai amplitudo. Nilai amplitudo yang didapat dibandingkandengan hasil coring sedimen sehingga dapat diketahui nilai amplitudo dari suatu sedimen.Hasilnya terdapat 3 sedimen dengan nilai amplitudo: 300-350 sedimen Silt (Lanau), 350 – 400 sedimen Silty Clay (Lempung Lanaunan) dan 400 – 450 Clayey Silt (Lanau Lempungan). Perbedaan nilai amplitudo tersebutkarena adanya perbedaan impedansi tiap sedimen dalam mengurangi energi gelombang akustik.
Kata Kunci : Gelombang Akustik, Amplitudo, Multibeam Echosounder




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
 Salah satu kegiatan yang sering dilakukan dalam pekerjaan atau penelitian hidrografi yaitu survey batimetri. Survey batimetri sendiri secara umum merupakan pekerjaan pengukuran kedalamanair danau atau dasar lautan. Dalam mendapatkan datanya, survey batimetri menggunakan metode pemeruman yaitu penggunaan gelombang akustik untuk pengukuran bawah air dengan menggunakan alat echosounder. Alat tersebut mempunyai prinsip memancarkan bunyi dan kemudian gema dari bunyi tersebut ditangkap kembali untuk mengetahui keberadaan benda-benda di bawah air. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, echosounder berkembang dari yang menggunakan single beam hingga sekarang menggunakan multi beam.
Dalam akusisinya.Informasi yang didapat dari MBES dapat membantu mengetahui keadaan bawah laut,sehingga bentuk permukaan dasar laut dapat diketahui. Sedangkan untuk mengetahui jenis batuanatau sedimen yang ada di dasar laut tersebut, biasanya menggunakan survey langsung yaitu dengan alat grab sampler .  Sedimen yang didapat tersebut diproses lebih lanjut untuk mengetahui jenisnya dengan metode-metode tertentu. Informasi yang didapat oleh multi beam echosounder tidak hanya berupa data ketinggian dari pantulan gelombang bunyi yang dipancarkan. Data  lain yang dapat diketahui yaitu nilai hamburan dari sinyal suara yang ditransmisikan  yang mengenai objek ataupun dasar laut yang disebut backscatter.
Analisis amplitudo dari gelombang suara yang kembali (backscatter ) memungkinkan untuk mengekstrak informasi mengenai struktur dan kekerasan dari dasar laut, sehingga dapat digunakan untuk identifikasi sedimen dasar yang diketahui yaitu perbedaan didapat saat gelombang kembali. inpenutup dasar laut tersebut dapat menggunakan multibeam echosounder amplitudo yang di dapat dari MBES dapat memudahkan dalam memperoleh data sedimen keseluruhan dari dasar perairan tersebut. Salah satu cara dengan membandingkan nilai amplitude dengan hasil coring sehingga di dapat nilai amplitudo dari sedimen tersebut. Dengan cara tersebut dapat di identifikasi kegunaan dan relavensinya dalam menentukan sedimen secara dengan MBES.
1.2 Rumusan masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan makala ini, penulis perlu
Membatasi masalah-masalah yang akan di bahas sehingga akan terfokus pada
pokok pembahasan.
1.  Apa yang dimaksud dengan Echosounder?
2.  Bagaimana cara kerja Echosounder?
3.  Bagaimana cara menggunakan Echosounder?
3.  Apa kelebihan dan Kelemahan Echoshounder?

1.3  Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan  makalah ini adaalah:
1.  Agar Bisa Mengetahui Cara Kerja Pada Alat ukur echosounder
2.  Agar Bisa Menggunakan alat ukur echosounder
3.
  Agar Bisa mngetahui kelebihan dan kekurangan pada echosounder
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Secara Teori
Makalah ini di harapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap
usaha peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan
2. Secara Praktis
Tujuan praktis dari makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa  Teknik Elektro INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
tentang konsep Pengukuran kedalaman laut dan pemanfaatannya.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Teori  Singkat
Sonar dan echo-sounder
 Salah satu aplikasi dari sistem aplikasi aktif yaitu Sonar yang digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar (Sound Navigation And Ranging): Berupa sinyal akustik yang diemisikan dan refleksi yang diterima dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari dasar laut. Bila gelombang akustik bergerak vertikal ke dasar laut dan kembali, waktu yang diperlukan digunakan untuk mengukur kedalaman air, jika c juga diketahui (dari pengukuran langsung atau dari data temperatur, salinitas dan tekanan). Ini adalah prinsip echo-sounder yang sekarang umum digunakan oleh kapal-kapal sebagai bantuan navigasi. Echo-sounder komersil mempunyai lebar sinar 30-45o vertikal tetapi untuk aplikasi khusus (seperti pelacakan ikan atau kapal selam atau studi lanjut dasar laut) lebar sinar yang digunakan kurang 5o dan arahnya dapat divariasikan.
Walaupun menunjukkan pengaruh temperatur, salinitas dan tekanan pada laju bunyi dalam air laut (1500 ms-1) relatif kecil dan sedikit perubahan pada c dapat menyebabkan kesalahan pengukuran kedalaman dan kesalahan sudut akan menambah keburukan resolusi. Teknik echo-sounding untuk menentukan kedalaman dan pemetaan dasar laut bertambah maju dengan berkembangnya peralatan sonar seperti SeaBeam dan Hydrosweep yang merupakan sistem echo-sounding multi-beam yang menentukan kedalaman air di sepanjang swath lantai laut di bawah kapal penarik, menghasilkan peta-peta batimetri yang sangat detail. Sidescan imaging system, sperti GLORIA (Geological Long Range Inclined Asdic), SeaMARC, dan TOBI (Towed Oceand Bottom Instrument) menghasilkan fotografi aerial yang sama atau citra-citra radar, menggunakan bunyi atau microwave.  Echo-sounding banyak juga digunakan oleh nelayan karena ikan menghasilkan echo, dan kawanan ikan atau hewan lain dapat dikenali sebagai lapisan-lapisan sebaran dalam kolom air.
2.2  Sejarah  Echosounder
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixjKHchmwVzSS1c7jXqhperRcoBz0PTRa_81pDf8dVBssfDgF6cJvlASX9exKglWzkv8ysk-iu_rZ72prTszPFweMbKV8orv3u6JrPiAlCtLHgmFqR-xKIVgF-qQW3to22vzFfb-vPbGDW/s320/ecosounder+gambar.jpg
Echosounder mulai diperkenalkan di Malaysia pada pertengahan tahun enam puluhan. Kegunaan echosounder oleh nelayan amat kurang tetapi dalam beberapa tahun ini nelayan-nelayan di Pulau Pangkor, Mersing, Pulau Langkawi, Pulau Ketam dan Perlis telah mula menggunakan echo sounder.Alat ini kebanyakkan digunakan oleh bot-bot besar seperti bot pukat tunda dan pukat jerut. Pada dasarnya echosounder adalah salah satu peralatan perikanan yang  digunakan untuk mengetahui: Kedalaman air,Keadaan dasar laut, Kedudukan  ikan, Tempat-tempat baru kawasan penangkapan ikan.
Metode akustik adalah teori tentang gelombang suara danperambatannya di suatu medium dalam hal ini mediumnyaadalah air. Akustik kelautan merupakan proses pembentukangelombang (pulsa) suara dan sifat-sifat perambatannya sertaproses-proses selanjutnya yang dibatasi oleh air laut (Burczynski,1982). Prinsip kerja metode hidroakustik (MacLennan danSimmonds, 1992) Instrumen akustik perikanan yang disebut echosounder merupakan instrumen yang memancarkan dan membangkitkan gelombang suara pada frekuensi tertentu ke kolom perairan. Gelombang suara tersebut melintasi air hingga membenturobyek baik di kolom air maupun dasar laut kemudian gelombang suara tersebut dipantulkan kembali untuk diterima oleh echosounder.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Echosounder
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echosounder kembali dari dasar air . Echosounder terdiri dari 2 macam yaitu :
a.  Single-Beam Echosounder
Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara.Komponen dari single-beam terdiri dari transciever (transduceratau receiver) terpasang pada lambung kapal.Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever.Transciever terdiri dari sebuah transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.
1.      Transmiter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi sampai pada orde kecepatan milisekon.
2.      Range frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal (Urick , 1983).
b.   Multi-Bean Echosounder
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas.Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung kearah dasar laut dan setelah itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara (beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam. Multi beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan krang dari 1 m akurasi horizontalnya) (Urick, 1983).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_PSderviXM9170G4l2MZCyuvDTAVsy4z_Sp3vs8YrUNR3e7iXM9G10EvfO0GypnzmgwecvLgt5wbbqO1oRLR9leGSnj3rVsXBGprKWy_mCA-vIPLipWFgTQAyyFhlrj5vRC_e864ZT8YF/s320/369753_furuno-fcv-620-color-sounder.jpg
( Gambar : Echo Sounder )

3.2 Cara Kerja Echosounder
Kegunaan dasar dari echo sounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (jika fitur GPS pada echo sounder ada).
Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai dengan sifat gelombang yaitu gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat dipantulkan, diserap dan dibiaskan, maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini (scribd.com).

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnVT0UuuKReRTMdy7YKSWgfcvQ9g-yiJgqXu1h5cgMymXqANR7ENXe7fTj7q7GMh7Q1GsCgCLJq9lysHGDcRpRzWBk8SwAIay1k-PtLstk26c8meGvVUlZI34_gz445RpBXs6JrECWIuHh/s1600/EchsounderonShip_250.gif
( Gambar :  Prinsip Kerja dari Echo Sounder )
Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian enarginya ada yang dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima oleh receiver. Besarnya energi yang diterima akan diolah dangan suatu program, kemudian akan diperoleh keluaran (output) dari program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi (scribd.com). Echo sounder ilmiah yang umum digunakan oleh Internasional, Federal, Negara dan Pemerintah lokal dan manajemen lembaga, serta sektor swasta konsultan yang bekerja untuk badan-badan publik. Lembaga akademik telah menyadari dan mengajarkan nilai sampling non-invasif dengan suara untuk meningkatkan baik cakupan spasial dan objektivitas sampling perikanan. Perikanan manajemen lembaga seperti keanggotaan ICES dan Amerika Serikat National Marine Fisheries Service (NMFS) biasanya menggunakan sonar ilmiah untuk tujuan penilaian saham, seperti penilaian herring biomassa untuk tujuan manajemen sumber daya (en.wikipedia.org).

3.3  Macam-macam Echosounder
Echosounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan gelombang akustik yang akan di masukan ke dalam air laut. Sonar bathymetric memerlukan proyektor yang dapat menghasilkan berulang-ulang kali pulsa akustik yang dapat dikontrol. Kegunaan dasar Echosounder adalah untuk mengukur kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan gelombang dari permukaan ke dasar dan dicatat waktunya hingga Echo kembali dari dasar.  

 Echosounder berdasarkan sinyal yg dipancarkan terdiri dari 2 macam yaitu :
      a.      Single-Beam Echosounder
Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara. Komponen dari single-beam terdiri dari transciever (transducer atau receiver) terpasang pada lambung kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan. Transciever mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever. Transciever terdiri dari sebuah transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.
·         Transmiter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi sampai pada orde kecepatan milisekon.
·         Range frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang    dilalui oleh kapal.


b.      Multi-Bean Echosounder
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan cakupan area dasar laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setelah itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bad), beberapa pancaran suara (beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam. Multi beam echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan krang dari 1 m akurasi horizontalnya) (Urick, 1983).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD7gARpwC2T0H2ZI8dy_D79awrWBYK5B-lWH6MhabgVgfev5hChXN3i5mEzS7WZSxjLPHcP6H7yQU5g4HAkAk_IAHtpwpq7hP69yBzC9H7iwiXtyPB4GWEorhxI0qGCUoWaxtTRTqZgght/s320/nNTC_Hydro.jpg
( Gambar : Single Beam Echo Sounder & Multi Beam Echo Sounder )

Echosounder berdasar output yang dihasilkan terdiri dari 2 macam yaitu :
a.    Recording Echosounder
Echosounder perekam membuat gambar yang memperlihatkan kedalaman ikan dan dasar laut. Gambar-gambar yang dibuat akan tergambar pada sehelai kertas sehingga bisa disimpan untuk dilihat kemudian.






b.    Echo sounder Warna

Echosounder warna adalah jenis alat yang terbaru. Echosounder warna tidak dapat membuat gambar pada selembar kertas,tetapi echosounder warna memiliki part khusus yang dapat memanggil kembali gambar-gambar lama yang telah diperoleh dan memperlihatkannya melaluimonitor ketika diperlukan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcFKJ8yJt6kjFwJn5EUm-R5rQ1RGvEMl6UAzjPAwOhhVbvV-B60ah7t1hi3Lz_RhTOSya5qd8QnnEXbNCbA_XiCqru_yTIT_u3Lv6hJ1zmc-93fWa-DKRw4Nq2k-gBcfoqEcaIvaqzSdwf/s320/cd012102e_pi32_full_screen_echo_sounder.gif



3.4  Cara Pengoperasian Echosounder

Sebelum mengoperasikan echosounder, hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah mengetahui fungsi kerja dari bagian-bagian dari echo sounder itu sendiri yaitu:
1.      Time Base : Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk  
mengaktifkan pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer.
2.      Transmiter : Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan.
3.      Transducer : Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatu target
4.      Reciever : Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat hasil echo
5.      Recorder : Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo

Cara Pemakaian dari echo sounder ini adalah sebagai berikut :
1.      Memasang alat dan cek keadaan alat sebelum memulai pengambilan data.
  1. Pastikan kabel single beam dan display sudah terpasang.
  2. Pasang antena, jika diperlukan input satelit GPS.
  3. Masukkan single beam kedalam air.
  4. Set Skala kedalaman yang ditampilkan display.
  5. Set frekuensi yang akan digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz untuk laut dalam atau dual untuk menggunakan keduanya.
  6. Set input data air yaitu salinitas, temperatur dan tekanan air.
  7. Pengambilan data.
  8. Pemrosesan data.
Perhitungan kedalaman diperoleh dari setengah waktu pemantulan signal dari echo sounder memantul ke dasar laut kemudian kembali ke echo sounder. Nilai waktu yang diperoleh di konversikan dengan kecepatan gelombang suara di dalam air. Untuk data kedalaman yang lebih tepat, dimasukkan pula data-data temperatur air, salinitas air dan tekanan air. Hal ini diperlukan untuk memperoleh konversi yang tepat pada cepat rambat suara di dalam air. Berikut adalah perhitungannya :
c = 1448.6 + 4.618T2 − 0.0523 + 1.25 * (S − 35) + 0.017D
dimana :
c = kecepatan suara (m/s)
T = temperatur (degrees Celsius)
S = salinitas (pro mille)
D = kedalaman

3.5   Kelebihan  dan  Kekurangan  Echosounder

Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan echo sounder itu adalah sebagai berikut :
 Kelemahan dari penggunaan echo sounder adalah jika semakin dalam laut, gambar yang dihasilkan semakin tidak jelas (tidak terlihat lebih spesifik gambar karang, ikan, kapal karam,dan sebagainya). Contoh ketika echo sounder digunakan di akuarium yang berisi ikan, gambar yang dihasilkan lebih jelas, hal ini dipengaruhi oleh laut. Disamping itu mengganggu komunikasi antar hewan laut contohnya paus dan lumba–lumba.
Keuntungan dari penggunaan echo sounder adalah dapat mengukur kedalaman laut yang disertai dengan pemetaan dasar laut, disamping itu digunakan nelayan untuk mengetahui gerombolan ikan,serta dapat mengukur suhu air pada kedalaman tertentu. Penggunaan teknologi ini sangat membantu dalam pencarian sumber daya ikan yang baru, sehingga akan mempercapat pengambilan keputusan atau kebijakan, terutama untuk menetapkan daerah penangkapan ikan agar potensi ikan dapat dipertahankan.






















BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
 Dari penjelasan diatas dapat simpulkan bahwa echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (jika fitur GPS pada echosounder ada).
Prinsip kerjanya yaitu: pada transmiter terdapat tranduser yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan.
4.2  Saran
Untuk Mahasiswa IST AKPRIND YOGYAKARTA Kususnya Jurusan Teknik Elektro diharapkan  mengerti cara pengoperasian alat Pengukuran kedalaman Laut (Echosounder) Agar suatu saat tidak keliru dalam dunia pekerjaan.







DAFTAR PUSTAKA
Al-Kautsar, M., Bandi, S., Hani’ah. 2013. Aplikasi Echosounder Hi-Target Hd
370 Untuk Pemeruman Di Perairan Dangkal. Jurnal Geodesi Undip. 2 (4). Universitas Diponegoro: Semarang (Diakses pada tanggal 16 Maret pukul 19:10

Arief, U. M. 2011. Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran
Level Ketinggian dan Volume Air. Jurnal Ilmiah “Elektrikal Enjiniring” UNHAS. Jurnal Teknik Elektro Fakultas Teknik UNNES 09 (02). UNNES : Semarang.(Diakses pada tanggal 16 Maret pukul 19:35 WIB)

Gemahttp://marineinside.wordpress.com/2013/05/16/echosounder-atau perum-gema/. (Diakses pada tanggal 16 Maret, pukul 20.00 WIB


Komentar

Postingan Populer